Ketersediaan bahan pangan dan daya beli yang meningkat cenderung mengubah pola konsumsi pangan bila tidak waspada, kemajuan itu dapat menimbulkan gangguan gizi lebih yang tampak dalam bentuk tubuh yang kegemukan (obesitas). Hal ini sudah tampak menggejala di kota-kota besar, terutama pada golongan mampu.
Kegemukan terjadi bila jumlah energi (kalori) yang masuk ke dalam tubuh (dari makanan) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah energi yang diperlukan untuk pemeliharaan
(maintenance) dan kegiatan tubuh.Bila ditinjau secara mendalam, setiap makanan terdiri dari air, protein, lemak, hidrat arang, vitamin, dan mineral. Sumber energi bagi tubuh bukan hanya hidrat arang (pati dan gula) tapi juga lemak dan protein. Setiap kelebihan konsumsi pati, gula, lemak, atau protein akan diubah menjadi lemak dan disimpan sebagai depot lemak dalam tubuh yang tampil sebagai kegemukan.
Oleh karena itu pencegahan kegemukan hanya dapat dilakukan dengan cara menyeimbangkan antara jumlah energi (kalori) yang dikonsumsi dengan energi yang diperlukan untuk pemeliharaan jaringan dan sel serta kegiatan tubuh.
Kegemukan bukan saja mengurangi estetika, tetapi seringkali pula diikuti gangguan pada kesehatan. Misalnya, timbul kelelahan, sesak napas, tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan ginjal, penyakit jantung koroner, dan lain-lain.
Mereka yang sudah kegemukan dianjurkan melakukan diet (mengurangi jumlah kalori yang masuk dari makanan) dan mempraktekkan pola hidup aktif seperti memperbanyak gerak dan berolahraga, disamping kegiatan sehari-hari yang sudah rutin. Salah satu cara mengurangi pemasukan kalori dari makanan adalah dengan mengkonsumsi makanan rendah kalori.

2 komentar:
Selain diet, adakah cara lain untuk mengatasi kegemukan?
menurut ku selain diet kita juga harus rajin olahraga secara rutin, selain itu kita juga harus minum vitamin untuk menjaga ketahanan tubuh kita,,, :)
Posting Komentar